Terkaget Atas Kesiapan Rayon Al-Ghazali Menemui Titik Terang Dari Sang Pencerah

 

Terkaget Atas Kesiapan Rayon Al-Ghazali

Menemui Titik Terang Dari Sang Pencerah

 







  R. E. P (Rayon Empowerment Projek) kegiatan rutin dari komisariat yang diselenggarakan Biro Daya Guna ini terkaget atas kesiapan Rayon Al-Ghazali. Kegiatan yang diselenggarakan pada hari rabu, 20 November di Rayon Al-Ghazali bertema Menemui Titik Terang dari Sang Pencerah ini bertujuan untuk mengetahui problematika di rayon guna mempersiapkan power dari rayon tersebut.

  Ketua komisariat PMII UIN SATU Tulungagung Fikri Miftahul Faizin berkata " Rayon itu, tonggak utama organisasi PMII. Jika rayon tidak bisa mewadahi dan memfasilitasi kader-kadernya maka keberlangsungan PMII pasti mendekati kehancuran." Dari pernyataan tersebut maka Biro Daya Guna mengadakan kegiatan R. E. P secara bergiliran dari rayon ke rayon lain di komisariat UIN SATU Tulungagung guna mengetahui dan memberikan solusi terkait problematika, kebutuhan, dan ciri khas dari setiap rayon di UIN SATU Tulungagung.

 



 

  Kegiatan ini dipimpin oleh Sahabat Krisna selaku pengarah dan konsultan dalam kegiatan R. E. P. Pertanyaan pemantik terucap oleh sahabat Krisna "Bagaimana statistik jumlah kader yang masih bertahan dari tahun 2024 dan 2023?" dari pertanyaan tersebut diperoleh data kader yang bertahan atas seleksi alam yang berlangsung. Pertanyaan kedua dari sahabat Krisna "menurut kalian apa yang membuat hal itu bisa terjadi?" dari pertanyaan tersebut memunculkan masalah yang sedang dialami Rayon Al-Ghazali, dimulai dari minimnya minat kader dalam berdiskusi, kebingungan dalam alokasi waktu diskusi, dan kebingungan atas pemilihan pemateri yang sesuai dengan materi diskusi.

 



 

  Dari perkataan salah satu pengurus rayon Al-Ghazali "dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh rayon, diketahui bahwa kegiatan pelatihan desain yang paling diminati oleh para sahabat di rayon." perkataan ini ditayakan kembali oleh sahabat Krisna " Selain kegiatan yang telah dilaksanakan, kegiatan apa saja yang kalian butuhkan jika ditinjau dari masing-masing program studi?" dari pertanyaan sahabat Krisna, memantik pemikiran dari angkatan 24 dan 23 yang mana masih semester 1 dan semester 3. Hasil kesimpulan dari pemikiran kedua angkatan tersebut memunculkan kegiatan yang paling dibutuhkan yaitu, diskusi terkait psikologi anak usia dini, diskusi metode pembelajaran anak atau 'parenting', kegiatan pengabdian bimbel sebagai bentuk melatih keterampilan berbicara dan cara mendidik anak.

 

  


 

  Dari hasil jawaban anggota rayon Al-Ghazali, sahabat Krisna memberikan berbagai jawaban " Terkait pemateri, kalian bisa mengambil dari senior atau dari pihak dinas yang sesuai dengan materinya. Kegiatan kalian jika dilaksanakan secara rutin akan mampu memberikan ciri khas dari rayon kalian yang mana terbentuk dari Prodi PGMI dan Prodi PIAUD. Hasil dari rutinitas ini akan memberikan berbagai dampak positif bagi setiap anggota rayon Al-Ghazali seperti bertahannya anggota rayon sampai domisioner, meningkatkan keterampilan mendidik, meningkatkan keterampilan berbicara, meningkatkan rasa percaya diri dalam proses pembelajaran saat magang nanti atau saat terjun di masyarakat. Selain itu kegiatan ini bisa menciptakan Lembaga Semi Otonom Bimbel di rayon Al-Ghazali."

 



 

Proses memang penuh rintangan dan hasilnya tergantung bagaimana kita menyikapi rintangan tersebut.



Lebih baru Lebih lama