Antara Romawi dan PKD Al-Freire Komisariat PMII UIN SATU Tulungagung

Peserta PKD rayon Al-Freire, komisariat UIN satu Tulungagung yang sedang hormat setelah acara PKD selesai.
Doc. Salah satu peserta PKD hormat, setelah ucap baiat


Veni, vidi, vici—adalah pesan Julio Caesar kepada senat Romawi untuk menggambarkan kemenangannya atas Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran Zela pada tahun 47 SM. 

“Aku datang, aku melihat, aku menaklukkan” merupakan arti dari pesan Konsul Romawi, Julio Caesar, yang menjadi tema dari acara PKD rayon PMII yang baru saja mengganti namanya, Al-Freire. 

Pada tanggal 6-9 Maret 2024, di Balai Desa Loderesan, Kedungwaru, Tulungagung adalah waktu dan ruang terselenggaranya acara PKD ini. 

38 peserta aktif menjadi saksi bagi terwujudnya tujuan acara ini, yakni menjadi kader mujahid dengan mata yang selalu melihat dan menaklukkan masalah, sebagaimana yang disampaikan Sahabat Fikri selaku ketua Rayon Al-Freire. Peserta PKD tidak hanya dari kader internal rayon sendiri. Namun, ada juga peserta yang berasal dati eksternal seperti dari UBHI, Ponorogo, Mojokerto, dan Surabaya.

Critical Thinking merupakan salah satu materi yang menjadi bahasan apik dalam acara ini, kata Sahabat Izami salah seorang peserta. 12 materi yang disampaikan saat PKD, menurutnya sangat bermanfaat untuk bekal setelah MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru PMII) untuk terus berintegritas dan loyal bagi kelangsungan dirinya di PMII.

Doc. Waktu acara tiba-tiba mati lampu


Dalam keberhasilan sebuah acara, tak jarang terjadi pula kendala-kendala di dalamnya. Tak terlepas kendala saat acara PKD Al-Freire yang penulis temukan saat mewawancarai salah satu peserta yang tak mau disebutkan namanya. Peserta tersebut mengeluhkan kamar mandi yang hanya satu, padahal ada 30-an orang peserta. Begitulah kira-kira ungkapnya.

Lalu saat penulis tanyakan hal tersebut pada ketua rayon mengenai kendala yang menjadi keresahan peserta PKD, ia mengatakan bahwa memang kami (para panitia PKD) sudah tahu bahwa kamar mandi di balai desa hanya satu, tapi maksud baik kami adalah walaupun kamar mandi di balai desa hanya satu, tempat berlangsungnya acara PKD terbatas, harapan kami para peserta (tetap) mampu menanggulangi masalah itu. Mungkin, dengan bertamu kepada masyarakat sekitar, atau mencari masjid, atau musala. 

Para panitia PKD juga memiliki kendala yang diungkap oleh salah satu panitia yang tak lain bermama Sabahat Faiz. Menurutnya memang ada sedikit kendala, yaitu panitia yang hilang-muncul kayak jalangkung. Lalu ia beristighfar, karena ternyata ia pun mengakui bahwa salah satu panitia yang hilang muncul, termasuk dirinya sendiri.

Namun, kerja sama antarpanitia tak menyurutkan semangat dalam acara ini. Contohnya yang diungkap Sahabat Faiz, salah satu anggota Divisi Humas, ketika siang itu bangun dan mengondisikan lapangan, yang banyak bertugas adalah sahabat perempuan karena yang laki-laki tidur, sebab kalau malam, yang jaga dan mengondisikan adalah panitia laki-laki sedangkan yang perempuan gantian tidur.


Doc. Sebelum mati lampu

Sahabat Aris selaku ketua komisariat juga menuturkan, yang penulis dapat dari Sahabat Fikri. PKD ini adalah PKD dengan jumlah (peserta) terbanyak saat saya mulai menjabat.

Dengan rampungnya acara PKD dengan baik, Sahabat Fikri selaku ketua rayon memiliki harapan bahwa angkatan selanjutnya, yang mewarisi tampuk dan tanggung jawab akan rayon yang membawahi dua program studi, yakni PAI (Pendidikan Agama Islam) dan MPI (Manajemen Pendidikan Islam) di UIN SATU Tulungagung ini tidak lagi ketar-ketir saat menjabat, karena kader yang sudah menjadi pejuang atau mujahid telah tuntas dan siap mengemban tugas.

Penulis: Alfin
Editor: Putri
Lebih baru Lebih lama