Diskusi rayon Rumi "Fazlur Rahman" di DPR

Doc. Lso Madju
 

Pada 1985 saat mengunjungi Indonesia, Fazlur Rahman pernah menubuatkan bahwa peradaban Islam yang gemilang akan dimulai dari Indonesia, sebuah wilayah yang didiami oleh banyak masyarakat Muslim dengan tetap mempertahankan kekhasan budayanya.


Hari ini, berlangsung dengan lumayan sukses diskusi yang dipantik, disulut oleh sahabat hadek, dan teman disampingnya sebagai moderator, sahabat tegar dari rayon PMII Jalaludin Rumi, komisariat PMII UIN SATU Tulungagung. Diskusi berlangsung, bersianambung dengan diskusi yang baru saja dilaksanakan Senin lalu, oleh rayon “P” adab dakwah

Selasa, 27 februari 2024 adalah tanggalnya, dan pukul 14.30 hingga 16.40 adalah dimensi diskusi ini dinaungi oleh waktu. Sedangkan ruang sebagai lahan sekaligus rumah, adalah Utara gedung Arif Mustaqim tepatnya dibawah pohon trembesi, atau biasa di sebut DPR (di bawah pohon rindang). -semoga pohon ini tetap hidup, menjadi teman perjuangan proses organisasi PMII, ungkap pak kom Aris.


“Langsung saja kepada apa yang akan kita bahas, yaitu tentang pemikiran Doble movement, dari seorang pemikir timur tengah, Fazlur Rahman”, begitulah awal kata sang pemantik, setelah acara dibuka oleh moderator.

Diskusi ini, bertema “ double movement Fazlur Rahman dan double movement pergerakan”. Mengulas secara umum tentang siapa Fazlur Rahman sekaligus salah satu teorinya. Penggalian dalam-dalaman, dan selebar mungkin telah dilakukan oleh sahabat hadzik, dan menciptakan satu instrumen pengetahuan mentah untuk di kaji dalam forum ini, dengan jalan perdebatan dan dialektika yang masif.


“bagaimana relevansi antara pemikiran Fazlur Rahman, dan pergerakan PMII sehingga dibuat tema dalam diskusi kali ini?” tanya salah satu peserta diskusi dalam forum.

“Double movement Fazlur Rahman, adalah satu kajian penting yang harus kita tau, untuk menjadi bekal saat problem datang tanpa di duga oleh organisasi PMII. Dengan pemikiran ini, kita telah siap menghadapi hadirnya masalah, karena kita telah mengkaji tentang masalah di masa lalu, untuk sampel bahwa di masa lalu, masalah pun ada dan dapat diatasi. Sehingga kita tak lagi mengulang sejarah yang tak perlu di ulangi “ paparan dari sahabat hadzik.


Setelah itu, peserta mulai mengajukan pertanyaan dan sanggahan, juga termasuk alasan afirmasi tentang sebuah argumen. Ada yang langsung bicara, dengan tanpa mic dan ada yang maju ke depan untuk berbicara menggunakan mic. 5 hingga 6 peserta ikut menimbrung dalam percakapan forum dengan tema diskusi ini. Kurang lebih peserta forum berada pada angka 30-50 manusia hidup, yang berjalan dan motoran ke dalam kampus, untuk mengasah pengetahuan dan argumen. 


Lebih baru Lebih lama