PMII UIN SATU Gelar Kajian Pergerakan Institute: Kembali ke Khittah dan Ghirah Pergerakan

 

Gambar Pergerakan Institute-dok.Istimewa-Al Fatih

Tulungagung-Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Sayyid Ali Rahmatullah (UIN Satu) Tulungagung gelar kajian diskusi Pergerakan Institute bertema “Kembali ke Khittah dan Ghiroh Pergerakan,” Senin (10/07/2023) bertempat di Lt 6 Aula Arif Mustaqim. Kegiatan ini bertujuan untuk penyadaran dan membangun semangat ber-PMII terkhusus sahabat-sahabat internal, agar dapat membangun sinergitas antara internal dan eksternal.

Acara pertama-tama dibuka oleh Sahabat Nina dan Amina Selaku MC,  kemudian dilanjut dengan  Pembacaan Ayat-ayat suci oleh sahabat Farid dan dilanjut menyanyikan lagu Indonesia Raya, Yalal Waton, dan Mars PMII yang dipandu oleh sahabat Sifa selaku Dirijen.

Pada saat acara inti yaitu pembukaan, Sahabat Jacques selaku koordinator bidang hubungan internal menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini bermaksud memberikan penawaran dan juga komunikasi internal dan eksternal dengan output yang dibuat dari komunisariat dalam sebuah kajian diskusi bertema” Pergerakan Institute: Kembali ke Khittah dan Ghirah Pergerakan.”

 Sambutan CO Hubungan Internal-dok.Istimewa

“Sahabat-sahabat dari internal rayon di sini pasti akan menjumpai ajang momentual yaitu PBAK. Tentunya dalam hal ini diharapkan akan ada solidaritas internal dan eksternal. Selain itu, jangan sampai lupa bahwa kalian bisa hadir dan berproses di internal, karena lahir dari rahim PMII. Dan juga sahabat-sahabat PMII di UIN SATU merupakan mayoritas, jadi posisikan kalian sebagai publik figur sahabat-sahabat,” jelasnya.

Jacques juga menambahkan bahwa dalam kegiatan tersebut diharapkan sahabat-sahabat pergerakan bisa siap dalam menghadapi dinamika-dinamika di kampus, “tentunya, para sahabat-sahabat angkatan 2020 sampai 2021 akan meneruskan tongkat estafet pergerakan PMII UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung,” imbuhnya.

Selanjutnya, sahabat Gilang selaku Wakil Ketua II PMII Komisariat UIN SATU Tulungagung dalam prosesi pembukaan juga menyampaikan kepada sahabat-sahabat yang mana secara mendasar maupun epistimologi dan fundamental.

“Ketika kita tidak punya permasalahan dan konflik kita tidak bisa memiliki diri kita sendiri. Katanya, Mao Zedong “dengan konflik ada kritik, dengan kritikan ada evaluasi, dengan evaluasi ada inovasi” apakah sudah cukup secara itu?” ungkapnya.

“Kemudian kembali ke Khittoh dan Ghiroh, hal ini sangat di sadari oleh temen-temen rayon ketika saya kopdar, bahasanya seperti itu saja. Infone piye lurr? Ada yang badai, ada yang tenang-tenang saja. Tapi rata-rata mereka perahunya terhantam ombak berupa realita.” Imbuhnya.

Gilang panggilan akrabnya, juga mengemukakan bahwa pengurus Komisariat dalam menanggapi problematika tersebut juga sambil mengumpulkan data dengan estimasi waktu kurang lebih tingga minggu, untuk mengupas, menguliti, mencari, permasalahan-permasalahan kehidupan di rayon.

“Dari survei yang pertama di Rayon, kedua elektabilitas Rayon, dan survei keanggotaan, ada beberapa keanggotaan itu tidak se-framing dengan kelompok mayoritas dan kepimpinan. Dan kemudian, terbentuklah kegiataan ini” terangnya.

Sambutan Wakil Ketua II-dok.Istimewa

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa yang sulit itu memulai, yang susah itu mempertahankan. Seperti  kata Soekarno “perjuangan itu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

“Dengan begini bagaimana kita olah, gerakan yang disebut sebagai dinasti PMII di UIN SATU, bagaimana kalau semisal nanti ada penyerangan di dinasti sebalah, apakah kita sudah siap untuk berperang? Ingatlah teman-teman kita ini adalah sahabat-sahabat PMII, sahabat-sahabat pergerakan, tidak patut jika seandainya PMII ini hanya terhimpun.,” ungkapnya.

Tidak hanya itu saja, Gilang juga menyampaikan kepada sahabat-sahabat rayon untuk bisa mengkritik dan berfikir secara kritis. Dirinya menganalogikan bahwa Rayon itu sebagai perahu, “bisa tidak kita awak kapal, setiap anggota itu kita naikkan ke Bahtera bernama Komisariat.” Imbuhnya.

Kemudian terkait kegiatan ini ia berharap, “semoga bisa berlanjut, bisa membuat karya, insyaallah pemikiran setiap rayon dan sahabat-sahabat komisariat UIN SATU dalam pokok pemikiran tersebut akan kita ekstrak menjadi sari-sari pati pengetahuan.”

“Ingat teman-teman pergerakan yang baik itu ketika diarahkan oleh pengetahuan dan diilhami oleh cinta,” Pungkasnya.


Penulis : Al Fatih


Lebih baru Lebih lama