Cuap-cuap Resah Hari Perempuan Internasional

Hari Perempuan Sedunia-Dok.Istimewa

Bila pembaca sekalian masih bingung tentang apa yang kami atau kita perempuan rayakan hari ini, Anda bisa menelusuri sendiri lewat kanal apapun, tentang IWD (International Women Day). Tulisan saya ini hanya buah dari keresahan saya untuk setiap perayaan hari perempuan, di sini. Sejak saya tahu perlunya kesetaraan gender sampai pada perayaan hari ini, di sini masih begini-begini saja.


Hari perempuan Sedunia atau International Women Day (IWD) diperingati dan dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 8 Maret.  Menurut situs PBB UN Women, Hari Perempuan Internasional 2023 mengusung tema “DigitALL: “ Inovation and technology for gender equality” atau “DigitALL: Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender”. 


Tema tersebebut berfokus pada urgensi tegnologi dan pendidikan digital secara global bagi kaum perempuan. Sementara melansir dari website IWD, Rangkul Kesetaraan atau #EmbraceEquality menjadi tema perayaan tahun ini. Inti dari tema ini adalah ajakan untuk menolak stereotip gender, diskriminasi, dan mengupayakan inklusi atau pendekatan secara terbuka.


Seperti tema-tema yang diusung pada peringatan yang lalu, tema tahun ini pun seraca tidak langsung menggambarkan arah gerak juang perempuan saat ini. Namun, rasanya fokus juang itu terasa jauh bagi saya yang masih diam disini-sini saja. 


Masih di lingkungan yang sama sejak saya lahir. Bagi kami, perempuan yang setiap hari masih berpikir besuk menyalakan kompor dengan apa. 


Berbicara tentang gerakan perempuan, di sini mulai masif sebenarnya. Tapi, arah gerak juang mereka yang mengatakan dirinya aktivis perempuan (dari golongan manapun) sering kali besar teori tapi kurang aksi. Noted! Ini adalah aktivis yang saya temui ya. 


Perayaan hari perempuan pun terasa seperti seremonial belaka tanpa usaha keberlanjutan. Inilah yang saya maskud jauh. Bukan berarti tidak bisa dicapai, hanya saja kurang membumi. 


Hustttt! Disini saya juga sedang mengkritik diri sendiri sekaligus, kok. Saya sadar sebagai perempuan yang mendapat kelebihan melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi, bahkan bisa meluaskan wawasan sampai pada isu-isu perempuan, naasnya masih kikuk bila dihadapkan pada isu nyata di lingkungan.

Ada satu peristiwa yang membuat saya terpukau, lebih tepatnya saya jadi sadar betapa goblok-nya saya. Saat itu saya sedang ikut “rewang” dalam acara hajatan bersama ibu-ibu lingkungan dimana rata-rata dari mereka adalah korban beban ganda, Ibu rumah tangga sekaligus tulang punggung keluarga.


Acara “rewang” pun menjadi alternatif untuk silaturahmi. Maka gibah dan ngobrol kesana kemari adalah hal wajar saat “rewang” di dapur. Sampai pada satu percakapan yang intinya mereka berkeluh kesah, bahwa jika sebagai ibu rumah tangga mereka tidak ikut bekerja, maka kebutuhan sehari-hari terutama anak, nyaris tidak akan terpenuhi. 


Lalu ada sahutan lain yang membenarkan, bahwa kodrat mereka sebagai perempuan bukanlah penghalang untuk melakukan suatu yang menurutnya benar. Bamm! Dari mereka saya merasa seperti mendapat pukulan. Bahwa mereka ibu-ibu yang tanpa tahu istilah feminis atau gerakan kesetaraan secara tidak sadar bahkan sudah melakukan upaya juang untuk mendapat kesetaraan itu sendiri. 


Setelah peristiwa itu saya jadi berpikir, apa mungkin seharusnya pelatihan atau diskusi tentang perempuan itu tidak dilakukan di ruang tertutup? Bukan di tempat bagus atau nyaman yang sebelumnya sudah direservasi, tapi di tempat-tempat yang menyuguhkan kenyataan bahwa di sana ada bentuk nyata dari upaya juang perempuan. Supaya tidak stagnan dan hanya melangitkan teori-teori belaka. Entahlah.


Oleh karena itu selain merakayan, saya juga berharap kita tetap merefleksi diri pada peringatan kali ini. Jangan berhenti untuk terus memperjuangkan hak kita sebagai perempuan. Mari mulai melakukan satu gerakan kecil dari pada hanya merencanakan 1000 gerakan besar. Semoga keresahan saya tidak menjadi keresahan bersama. Cukup di sini saja. Di sana-sana, jangan. Selamat merayakan hari juang, untuk Anda perempuan di belahan bumi manapun.


Penulis : Kader kopri militan

Lebih baru Lebih lama