![]() |
Kopri Rayon Al-Ghozali Gelar SIG-Dok.Istimewa-Al Fatih |
Tulungagung- PMII Kopri
Rayon Al-Ghozali Komisariat Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung (UIN SATU) adakan Sekolah Islam dan Gender ke IV (SIG) yang
bertempat di SMPIT Tahfidzil Qur’an Desa Bendiljati Kulon Kecamatan
Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua
hari yakni, hari Sabtu-Minggu, tanggal 22-23 Oktober 2022. Dengan mengusung
sebuah tema “Membangun Semangat Kiprah Perempuan dalam Mengoptimalkan Kesetaraan
Gender”.
Untuk itu, perlu
diketahui terlebih dahulu bahwa kesetaraan gender adalah kesamaan atau
keselarasan terkait kondisi antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh
kesamaan hak-haknya sebagai manusia, sehingga mampu berperan dalam
berpatisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan
keamanan, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan di kehidupan
bermasyarakat. Sedangkan keadilan gender adalah suatu proses dalam kehidupan
bermasyarakat antara laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang adil satu
sama lainnya.
Tentunya dalam
kehidupan bermasyarakat tak jarang bahwa perempuan selalu saja mengalami
stereotip,diskriminasi sosial, dan subordinasi. Bahkan tak jarang juga terjadi
diskriminasi kelamin yang ditunjukkan kepada perempuan. Oleh karena itu,
aspirasi perempuan yang dibutuhkan kini ditampung dalam Mupimnas. Dengan
demikian Peran Kopri dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam menjunjung
kesetaraan gender tidak lagi menjadi permasalahan atau hambatan yang menganggu
proses pengembangan diri bagi kader putri untuk bisa berdiri sendiri dan
percaya diri.
Sahabat Datul selaku
Ketua Pelaksana SIG ke IV juga mengemukakan bahwa membangun semangat kiprah
perempuan itu harus terang-terangan. Agar perempuan itu semangat dalam
memperjuangkan cita-citanya, “Dapat di lihat salah satu pahlawan
yaitu Ibu kartini yang semangat berjuang mendirikan sekolah untuk perempuan
agar para perempuan pribumi dapat memperbaiki kedudukannya dan mengetahui
perannya, tidak meluluk berperan dalam domestik, dan supaya tidak dipandang
lemah dan mengalami diskriminasi,” jelasnya.
Sedangkan baginya
mengoptimalkan kesetaraan gender sangatlah penting bagi seorang perempuan, agar
tidak direndahkan seorang laki-laki.
“Jadi disini mengambil tema itu juga melihat kondisi
rayon. Karena di rayon lebih dominan perempuan ketimbang laki-laki, jadi karena
itu kesetaraan laki-laki dan perempuan itu nyata adanya. Perempuan juga bisa
mengerjakan sesuatu seperti laki-laki. Karena perempuan bukan maklhuk yang
lemah. . Meskipun kita perempuan, semua perempuan juga punya hak seperti
laki-laki,” Imbuhnya.
Lebih lanjut, Sahabat Nisa panggilan akrabnya selaku
Ketua Kopri PMII Rayon Al-Ghozali menambahkan bahwa semangat kiprah perempuan
dalam mengoptimalkan kesetaraan gender itu memang harus tidak ada perbedaan
antara laki-laki dan perempuan.
“Nah, semangat
kiprah perempuan di sini kan terkadang perempuan itu dianggapnya tidak sat-set.
Sedangkan para perempuan itu sebenarnya bisa kok kerja sendiri, jadi
semangatnya itu lebih juga bisa. Tapi, di sini perempuan tidak melebihkan dari
laki-laki, akan tetapi sama dan setara dengan laki-laki,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa untuk mengoptimalkan kesetaran gender harus adanya hubungan
keterkaitan atau relevansi antara laki-laki dengan perempuan, agar tidak
mengalami perbedaan maupun ketidakadilan gender, meskipun yang paling dominan
di Rayon Al-Ghozali adalah perempuan.
“Jadi tidak ada
perbedaan meskipun banyaknya perempuan, tetapi kita masih ada kerjasama antara
laki-laki dalam kegiatan apapun. Meskipun ketua rayonnya adalah perempuan.
Namun, tidak adanya perbedaan-perbedaan. Dari situlah adanya kesetaraan
gendernya.” Imbuhnya.
Selain itu, dirinya juga memaparkan bahwa tujuan
diadakan SIG adalah tak kurang dan tak lebih sebagai wadah buat para Kader PMII
baik putri maupun laki-laki untuk mengembangkan bakatnya.
“Kita di Mapaba
belajarnya tentang kopri, gender dan sex. Akan tetapi, pada SIG ini lebih
dispesifikan agar lebih mendalami materi-materi tentang gender. Dari situlah
kita bisa mengetahui bakat-bakat dari kader-kader PMII melalui acara SIG ini,”
jelasnya.
Sahabat Arny selaku
Ketua Rayon Al-Ghozali dengan adanya kegiatan SIG ke IV, dirinya berharap bahwa
kedepannya perempuan di Rayon Al-Ghozali tidak mengalami sebuah deskriminasi
antara perbedaan jenis kelamin.
“Intinya karena
Rayon Al-Ghozali itukan memiliki ciri khas tersendiri, kalau Rayon Al-Ghozali
kan mayoritas cewek, jadi saya harapkan
yang cewek itu tidak ada rasa minder maupun merasa diskriminasi, sedangkan yang
cowok tidak ada rasa itimidasi dari perempuan karena banyaknya perempuan,”
tandasnya.
Seperti halnya yang
pernah dikatakan oleh Raden Ajeng Kartini yang dikenal sebagai pelopor
kebangkitan perempuan Nasional, “Tiada
awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang
cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan
manusia serupa alam.