….
Berjalannya REP kali ini dibersamai
pengurus komisariat, pengurus rayon serta koprinya dan anggota rayon. Dimulai
dari daya tawar PMII untuk menjaring mahasiswa baru maupun pra maba agar tetap
aktif antara lain: keIlmuan, Publik Speaking dan Relasi.
Ikut organisasi dapat menjalin relasi
yang lebih banyak dari pada mahasiswa kupu-kupu, walaupun semuanya tetap
tergantung pada pribadi masing-masing. Nyatanya masuk di dunia kerja dan
berbagai lembaga pemerintah maupun non-pemerintah yang memberi informasi open
rekrutmen dan lebih mudah masuk sesama organisasi. Sebab, mungkin sudah tahu
bagaimana kinerja orang tersebut, bagaimana cara menanggapi
permasalahan-permasalahan dan lain-lain. Daya tawar dalam konteks relasi dalam
(PMII) merujuk pada pendekatan dakwah atau pembinaan yang tidak memaksakan
ideologi atau pemikiran secara kaku kepada anggotanya. Pendekatan ini bertujuan
untuk menjalin hubungan yang lebih inklusif dan terbuka, di mana setiap anggota
merasa diterima dan memiliki kebebasan untuk berdiskusi, berpikir kritis, serta
mencari kebenaran tanpa paksaan. Relasi PMII mendukung iklim yang mendewasakan
kader melalui dialog yang saling menghargai dan tidak hanya berfokus pada
doktrin tertentu. Pendekatan ini memungkinkan para kader untuk belajar dengan saling
menginspirasi, mendukung, dan membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang
nilai-nilai Islam dan ke-bangsa-an sesuai dengan karakter PMII yang moderat dan
adaptif terhadap perubahan zaman.
Berhubungan dengan kemampuan PMII
untuk menghadirkan ide dan perspektif yang unik serta berdaya saing di tengah
mahasiswa maupun masyarakat luas. Kemampuan public speaking dalam PMII tidak
hanya mengandalkan keberanian berbicara, tetapi juga kualitas penyampaian yang
berlandaskan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Islam, kebangsaan, dan
wawasan sosial-politik. Kader PMII sering kali diasah menjadi pemimpin dan
figur yang memiliki pengaruh sosial. Dalam public speaking, daya tawar mereka
mencakup kemampuan menginspirasi, memotivasi, serta menggerakkan audiens untuk
berpikir dan bertindak ke arah yang lebih baik. Selain itu, public speaking
juga terletak pada etika dan cara penyampaian yang mencerminkan keteladanan.
PMII mengajarkan nilai-nilai kejujuran, rendah hati, dan menghargai perbedaan,
yang membuat publik lebih nyaman dan percaya terhadap materi yang disampaikan.
Dalam berbagai kegiatan dan program
kerja biro intelektual atau biro kaderisasi, PMII berupaya meningkatkan
pemahaman anggotanya terhadap berbagai disiplin ilmu, baik ilmu agama maupun
ilmu umum, agar mampu bersaing dan memberi manfaat. PMII menanamkan nilai-nilai
Ahlussunnah wal Jama'ah yang moderat kepada para anggotanya, yang selaras
dengan pembentukan pola pikir kritis dan terbuka. Kader PMII didorong untuk
tidak hanya menerima ilmu secara dogmatis, melainkan juga menganalisis,
mengkaji, dan mengkritisi fenomena sosial, politik, dan budaya sesuai dengan
ilmu yang mereka pelajari. Melalui forum kajian, seminar, diskusi rutin, dan
kelompok studi, PMII memfasilitasi para anggotanya untuk memperdalam
pengetahuan dan wawasan di bidang-bidang tertentu. Kegiatan ini memperkuat
literasi akademik dan kemampuan intelektual yang menjadi nilai lebih ketika
kader PMII berinteraksi di lingkungan akademik atau profesional.
Dalam rayon Mohammad Al-Fatih
terdapat berbagai diskusi maupun kajian yang dikerjakan oleh biro intelektual.
Diskusi-diskusi yang ditawarkan dan telah dilaksanakan oleh rayon sang penakluk
ini antara lain:
Yang pertama, diskusi fokus materi
HTN semester 1 dengan tema Pengantar Ilmu Hukum.
Yang kedua, diskusi fokus materi HTN
semester 3 dengan tema Ilmu hukum.
Yang ketiga, diskusi fokus materi HES
dengan tema Pengantar hukum ekonomi
Yang keempat, diskusi fokus materi
HKI dengan materi Filsafat islam.
Yang kelima, diskusi materi General
dengan tema ASWAJA
Sebelum menentukan tema diskusi
tersebut, pengurus rayon bersama mentor mapaba turun kelapangan mengadakan
serap aspirasi atau penawaran tema yang akan didiskusikan melalui ngopi dengan
anggota rayon perprogram studi. Lain halnya pada waktu turun kelapangan pada
program studi (Prodi) Hukum Tata Negara (HTN), kedatangan dari prodi HTN ini
tidak hanya pada jenjang semester 1 saja, melainkan semester 3 yang baru
dibaiat mapaba. Jadi alasan prodi HTN diadakan 2 kelas karena pada waktu turba
yang datang semester 1 dan semester 3. Pengurus rayon turun kelapangan tidak
hanya untuk serap aspirasi tapi memberi semangat, motivasi serta menginspirasi
betapa pentingnya berorganisasi dan ikut forum-forum keilmuan. Mahasiswa sebagai tombak perubahan sosial
harus mempunyai ideologi dan intelektual yang tinggi guna meneruskan
tokoh-tokoh pejuang bangsa dan pejuang dari kalangan agama islam, seperti tokoh
K.H Hasyim Asy’ari pendiri NU, Mohammad Al-Fatih alias sultan mehmed II yang menaklukkan
Konstatinopel seperti nama rayonnya dll. Pada diskusi general dilaksanakan hari
jum'at yang dikategorikan diskusi dengan tema berbasis ideologis, fakultatif,
kajian isu dan keperempuan.
Masalah yang dihadapi rayon sang
penakluk saat ini terletak pada penempatan waktu kegiatan yang kurang tepat.
Semisal diskusi dilaksanakan pada waktu weekend memungkinkan kehadiran audiens
hanya sedikit. Maka dari itu, pengurus rayon sudah ada solusi terkait masalah
ini, yakni ditempatkan di waktu senin sampai jum'at.
Berikutnya musim hujan, tidak bisa
dipungkiri bulan-bulan ini memang tidak bisa menghindari hujan demi
terlaksanakannya diskusi. Masalah komunikasi dengan organisasi internal kampus
seringkali menjadi tantangan bagi PMII maupun organisasi mahasiswa lainnya.
Komunikasi yang tidak efektif dapat menghambat kerjasama, mengurangi sinergi
antar organisasi, dan bahkan menimbulkan kesalahpahaman yang berujung pada
konflik. Ketika terdapat perbedaan pendapat atau pandangan, etika komunikasi
sering kali menjadi faktor penting. Dalam beberapa kasus, anggota organisasi
bisa saja merasa tidak dihargai atau dianggap remeh oleh organisasi lain, atau
mungkin terjadi cara berkomunikasi yang kurang sopan dan tidak mempertimbangkan
sensitivitas pihak lain. Masalah ini bisa memperkeruh hubungan antar organisasi
di kampus. Yang bisa dilakukan pengurus yakni menjalin silaturahmi yang lebih
baik lagi dan komunikasi antara organisasi-organisasi internal tetap
dimaksimalkan secara kompeten.
Dalam diskusi tentunya ada sosok
pemateri maupun pemantik agar diskusi tetap aktif dan tetap terarah sesuai
temanya. Masalah kesadaran pengurus untuk menjadi pemateri dalam organisasi
sering kali menjadi tantangan yang mempengaruhi kualitas kaderisasi dan
perkembangan keilmuan anggota. Kesadaran untuk menjadi pemateri adalah sikap
yang mencerminkan komitmen pengurus untuk berbagi ilmu, membimbing anggota, dan
menanamkan nilai-nilai yang diusung organisasi. Dukungan dan motivasi dari
pengurus lain sangat berpengaruh pada kesadaran seseorang untuk menjadi
pemateri. Jika lingkungan pengurus kurang mendukung dan kurang memberikan
dorongan atau apresiasi, maka minat pengurus untuk berperan sebagai pemateri
juga akan menurun. Maka solusi yang bisa dilakukan untuk pengurus rayon yakni
menjadikan pengurus sebagai pembanding pemateri yang berarti pengurus yang
memiliki wawasan atau pengalaman luas dengan pemateri utama ikut serta dalam
diskusi atau presentasi. Dalam hal ini, pengurus bertindak sebagai figur yang memberi
perspektif tambahan, umpan balik, atau pandangan lain yang memperkaya materi
yang disampaikan. Selain itu, Memberikan silabus atau referensi kepada pemateri
juga dianggap sangat penting untuk memastikan kualitas dan konsistensi materi
yang disampaikan. Silabus atau referensi berfungsi sebagai panduan bagi
pemateri, sehingga mereka memiliki kerangka yang jelas tentang topik yang harus
dibahas, tujuan pembelajaran, dan sumber materi yang relevan.
Masalah berikutnya yakni kesadaran
anggota rayon dalam merespon kegiatan-kegiatan rayon. Saat ini yang terjadi
dalam membantu menyadarkan anggota rayon debgan melalui komunikasi secara
pribadi. Hampir setiap kegiatan rayon, pengurus rayon japri ke anggota rayon
agar tetap aktif dalam kegiatan-kegiatan, kalau informasi disebar melalui grub
saja dirasa anggota rayon belum cukup untuk menginspirasinya. “Beda lagi kalau
yang di chat itu ketua sirkel atau ketua suku sudah pasti yang datang teman
satu sirkelnya” Ucap pengurus rayon. Solusi yang ditawarkan untuk rayon yakni
memaksimalkan mentor. Mentor dapat berperan sebagai pembimbing, motivator,
serta pengarah yang membantu anggota untuk tetap terlibat dalam kegiatan
organisasi dan mengembangkan diri mereka secara maksimal. Mentor harus bisa
menjalin hubungan yang personal dengan anggota agar mereka merasa dihargai dan
diperhatikan. Dengan hubungan yang lebih dekat dan peduli, anggota cenderung
lebih merasa nyaman dan termotivasi untuk tetap aktif. Mentor yang peduli dapat
mendeteksi masalah atau hambatan yang dihadapi anggota dan memberikan dukungan
yang diperlukan. Selain itu, branding kegiatan tetap harus dijaga dan
dikembangkan demi menjaga nama baik organisasi dan kegiatan-kegiatan berjalan
lancar serta banyak yang menghadiri.
Berikutnya kegiatan-kegiatan yang
tidak telat sesuai jadwal yang sudah dirancang. Tidak heran lagi kalau dalam
setiap kegiatan molor, sebab melihat organisasi-organisasi lain, mungkin bisa
dihitung dengan satu tangan yang ada kegiatan tepat sesuai jadwalnya. Ketepatan
waktu dalam kegiatan-kegiatan sangat penting untuk memastikan kelancaran
pelaksanaan, efisiensi, dan efektivitas dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Ketepatan waktu mencakup berbagai aspek, mulai dari waktu yang
digunakan untuk mempersiapkan, menjalankan, hingga menyelesaikan kegiatan.
Ketepatan waktu sesuai jadwal kegiatan memang sangat sulit, faktor-faktor yang
melatarbelakangi biasanya sedikit audiens yang hadir tepat waktu atau tamu
undangan biasanya memang terlambat.
Gimanaaa, apa kalian nggak penasaran
serunya diskusi di Rayon Hukum, Rayon sang penakluk. Mungkin ada kejutan dari
pengurus rayon yang bisa membantu dalam meningkatkan dibidang ke-ilmu-an
kalian? Sesekali bisa looh ikut diskusi dengan beragam materi di rayon Mohammad
Al-Fatih…
Penulis: Nailhamudi