Munculnya istilah halalbihalal dengan segala kekayaan budaya di dalamnya hingga sekarang, tak terlepas dari jasa Kiai Wahab, ulama yang sekaligus aktif terjun dalam politik yang pernah suatu kali ditanya oleh Soekarno, "Bagaimana cara mendudukkan para eliet politik dalam satu meja?" Kiai Wahab menjawab, "Silaturahim". Soekarno tak mau dengan kata itu, ia minta yang lain agar tak terlalu umum, maka Kiai Wahab berujar, "Karena sekarang adalah bulan puasa sedang orang-orang politik itu penuh dosa, maka harus dihilangkan dosanya dan kata yang cocok adalah halalbihalal," kemudian Soekarno pun setuju.
Dalam upaya itu, mengenang Kiai Wahab dengan melanggengkan halalbihalal dari sanad beliau, Komisariat PMII UIN SATU mengadakan acara halalbihalal. Rekonsiliasi menjadi upaya wajib sebab organisasi sebesar PMII adalah ruang yang rawan menciptakan dosa, entah implisit yaitu hati yang kotor, maupun eksplisit melalui perkataan maupun tingkah laku.
Meskipun terdapat beberapa kendala untuk mengundang para alumni-alumni dari kader Komisariat UIN SATU sendiri. Namun, acara halalbihalal tergolong lancar-lancar saja dilaksanakan dari awal hingga penutupan acara dengan makan-makan. Hari Kamis, 2 April 2024 dan masjid UIN SATU adalah waktu dan tempat terselenggaranya upaya untuk saling memaafkan dan silaturahmi kader komisariat dan rayon UIN SATU.
Namun, yang menjadi kudapan sebelum soto harum dimakan adalah kader-kader PMII yang berada dalam jaringan teratas di Tulungagung, yaitu cabang PMII Tulungagung. Bagaimana tak dimakan mentah-mentah oleh kader PMII komisariat dan rayon? Sebab pengurus cabang tengah berada di zona merah, zona di mana di antaranya sudah lalai terhadap masa jabatannya sendiri.
Ketika kami bertemu dengan beliau yaitu Sahabat Aris Baiqi selaku ketua cabang PMII pada waktu di mana beliau akan menutup acara PKD Al Fatih di Pondok Pesantren Bolu, kami diperkenankan untuk bertanya kepada beliau. Salah satu kendala kenapa cabang tidak cepat-cepat menuntaskan jabatan ialah karena di pengurus besar atau PB PMII, sekjennya masih belum ada selepas kepergian mendiang Sahabat Raf Sanjani sehingga Konfercab belum bisa dilaksanakan.
Namun, lain cerita bila dikisahkan lewat acara halalbihalal Komisariat PMII UIN SATU yang dilaksanakan di masjid. Taring-taring diasah untuk mengangkat masalah kemoloran angkatan ini. Sebab, di cabang telah terkumpul 3 angkatan sejak mulai 2016 hingga angkatan 2018.
Meskipun di acara halalbihalal sedikit ramai dengan teriakan "turunkan cabang" di pojokan kader-kader rayon, halalbihalal tetaplah halalbihalal. Kader rayon dan komisariat tak mungkin memusuhi siapa pun, termasuk dari cabang sendiri. Terbukti, setelah acara ditutup, semua kader berdiri dan berjabat tangan untuk mengentaskan segala rasa negatif, segala rasa dengki dan sombong, walaupun Sahabat Baiqi ketua cabang memutuskan pulang duluan.
Penulis: Alfin
Editor: Putri