![]() |
SIG-III Rayon Jalaluddin Rumi-Dok. Istimewa |
Tulungagung – Kopri Rayon Jalaluddin Rumi Komisariat UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) mengadakan Sekolah Islam Gender (SIG) yang ke-III. Acara ini dilaksanakan selama dua hari yakni pada hari Sabtu-Minggu (3-4 Desember 2022), bertempat di Yayasan Miftahul Huda Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.
Pada SIG ke III ini, Kopri Rayon Jalaluddin Rumi mengangkat tema “Manifestasi Kesetaraan Gender dalam Diri Kopri Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri”. Adapun peserta yang mengikuti acara ini terdiri dari 24 kepala, 17 kader dari eksternal dan 6 kader dari internal Rayon Jalaluddin Rumi.
Akan hal itu, perlu diketahui bersama bahwasanya Kesetaraan Gender dalam diri Kopri ini sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan dirinya untuk memiliki keselarasan antar sesama baik antara laki-laki dan perempuan yang mempunyai hak sama sebagai manusia. Kepercayaan diri akan mampu menunjukkan darah juang dari seorang perempuan tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu.
Dalam hal ini Kopri dapat berperan dalam berbagai bidang, dari hal politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamaan dalam bermasyarakat. Tak lain sama halnya dengan seorang perempuan bebas berpendapat dengan lantang dan tegas dalam memaparkan konsep dan ide-ide barunya.
Ketika bermasyarakat sering kali perempuan mendapatkan deskriminasi sosial, stereotip dan subordinasi dari kehidupan masyarakat diluar sana. Bahkan bentuk cemoohan hingga merendahkan seorang perempuan pun dilontarkan dengan begitu jelas. Maka dari itu, adanya aspirasi perempuan sangat dibutuhkan.
Dalam hal ini masih ditampung pada Muspimnas. Dengan hal tersebut, adanya peran Kopri dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam menyeimbangkan kesetaraan gender akan tidak menjadi permasalahan yang baru dan hambatan dalam kader-kader kopri untuk menggali proses pengembangan diri dan membangun kepercayaan diri dalam diri kader Kopri.
Sahabat Nina Safira selaku Ketua Pelaksana mengemukakan bahwa adanya SIG ke III ini untuk memberanikan para kader putra maupun putri untuk percaya diri dalam speak-up apalagi di ranah umum.
"Ketika adanya SIG ini, saya harapkan para kader putri itu bisa saling berdiskusi, bisa saling mengutarakan pendapat. Yang awalnya belum bisa atau belum berani menjadi berani," ungkapnya
Tak hanya itu, Ia juga menjelaskan bahwa Sekolah Islam Gender (SIG) ini sebagai upaya pengkaderan dan membenahi pemahaman terkait gender, kesetaraan gender dan keadilan gender yang mana nanti materi yang didapatkan bisa bermanfaat di kehidupan masyarakat.
Selanjutnya, sahabat Alfiyatun selaku Ketua Kopri PMII Rayon Jalaluddn Rumi menambahkan bahwa dari analisisnya kader-kader Kopri perempuan memgalami permasalahan di kepercayaan dirinya. Jadi, mereka yang mempunyai ilmu masih saja sulit untuk berspeak-up.
"Mengenai speak-up tentang hak-hak perempuan seharusnya sama dengan hak laki-laki ketika terdapat ketimpangan gender baik di ranah lingkungan sosial maupun dalam bidang Pendidikan," jelasnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa adanya SIG tak lebih sebagai pemantik para kader-kader Putri maupun Putra untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang awalnya masih takut untuk mengimplementasikan.
Adanya SIG juga sebagai sarana mempererat tali persaudaraan antara laki-laki maupun perempuan terutama dalam internal dalam berpendapat dan menyampaikan pemikiran ketika di dalam forum.
"Jadi, dalam forum itu tidak ada perbedaan gender. Dan nanti diahrapkan mereka juga paham akan materi gender," ungkapnya
"Dengan diadakan acara ini, semoga setelah acara mereka lebih berani lagi untuk speak-up terutama tentang hak-hak perempuan dan tentang perempuan zaman sekarang yang harus berpendidikan dan bersekolah tinggi. Terkait, hal itu sebenarnya tujuannya bukan untuk menyaingi laki-laki, tapi untuk mencerdaskan anak-anak mereka. Kalau kelak mereka sudah berumah tangga seperti itu," pungkasnya.
Penulis: Hikma
Editor: Al Fatih