Cabang PMII Tulungagung saat SIG III di Rayon Syekh Basyaruddin, Sampaikan: Yang Bisa Menentukan Posisi Hanyalah Kompetensi.

 

SIG III Rayon Syekh Basyaruddin-Dok.Istimewa-Al Fatih

Tulungagung- Dalam sambutan acara Sekolah Islam dan Gender (SIG)  yang ke III, di Rayon Syekh Basyaruddin  Komisariat Unversitas Negeri Islam Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU). Dilaksanakan pada hari Sabtu (29/10/2022) pukul 09.30 WIB. Yang mana sahabat Nuril selaku perwakilan dari cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyatakan bahwa dirinya mendapatkan sebuah mandat atau amanah untuk membekali tugas dan wewenang dari ketua Kopri Cabang.

“Jadi ini sifatnya hanya sementara karena memang profesional pengaturan ini belum berjalan, sementara kaderisasi tidak bisa digantikan. Jadi di sini,  sahabat-sahabat yang hadir dari cabang ini sifatnya masih melakukan tugas dan wewenang untuk di wilayah di kaderisasi. Sementara pengambilan kebijakan dan seterusnya belum disampaikan. Wewenang dan tugas kami pada saat kaderisasi, seperti itu ya,” Jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa dalam acara Sekolah Islam dan Gender (SIG) merupakan acara pertama yang dirinya menghadiri dan duduk bersama dengan para punggawa-punggawa PMII, tentunya di Rayon Syekh Basyaruddin.

Dirinya juga mengatakan bahwa Ia biasanya hanya di belakang layar, tentunya di dalam ke Koprian. Lebih lanjut, dirinya juga berharap kepada kader-kader yang mengikuti SIG sebagai nilai belajar bersama. Baik itu dirinya, panitia penyelenggara, fasilitator maupun peserta. 

“Jadi ini adalah wilayah belajar bersama. Kalau ini misalnya kaderisasi pertama di Kopri, maka satu-dua kesalahan, tidak pernah salah. Kalau kita menjadi benar haruslah salah dulu, jadi jangan merasa bawahsanya saya kok gak bisa, saya tidak bisa seperti ini, tidak seperti itu! Di sini kita ini sama-sama belajar,” terangnya.

“Kalau misalnya di PMII atau yang sifatnya ilmu pengetahuan, ataupun pengalaman itu bisa dicari dan dipelajari. Maka di sinilah tempat kita untuk mengelolah diri sahabat-sahabat semuanya.” Imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa dalam mempelajari sedikit banyak tentang gender, kita akan mengetahui; bagaimanakah caranya kesetaraan gender? Bagaimanakah keadilan gender? Apakah itu sama? Yang mana dalam kegiatan SIG tersebut sahabat-sahabat akan mempelajarinya.

Lebih lanjut, Ia mengharapkan kepada peserta SIG untuk dapat aktif, dapat belajar untuk menyampaikan pendapatnya. Karena titik kelemahan perempuan biasanya menjadi sang perempuan itu dari posisi bawah itu bukan karena orang lain, tapi terhadap perempuan itu sendiri.

“Karena perempuan itu tidak mengembangkan posisinya, tidak uptade skillnya, akhirnya apa? Jadi secara otomatis akan turun derajatnya. Yang biasanya saya katakana kepada semuanya ketika saya hadir adalah yang bisa menentukan posisi hanyalah Kompetensi. Maka dari itu, untuk sebagian perempuan maupun laki-laki kita harus duduk bersama untuk menyamakan perspektif,” jelasnya.

“Semoga acara ini bisa berjalan lancar, Goalsnya bisa tercapai, bisa belajar lebih lagi mengenai seolah Islam dan Gender. Dan dengan ini saya menyatakan sekolah Islam dan Gender di buka,” pungkasnya.

Setelah pembukaan yang terakhir, yang telah disampaikan oleh sahabat Nuril acara ditutup dengan doa dan foto bersama.

 

Penulis: Al Fatih Rijal Pratama.

Lebih baru Lebih lama