Pada
suatu malam, Jono pergi mengendarai sepeda motor kesayangannya. Niatnya sih mau
beli martabak manis sama roti bakar di Jalan Panglima Polim. Namun ternyata
sebelum Jono sampai tujuan, ia tiba-tiba diberhentikan oleh seorang polisi
Polisi: Prittt!
“Selamat malam Pak, boleh saya melihat kelengkapan surat-suratnya atau jika Bapak
keberatan, Bapak saya tilang”
Jono: “Wahh, apa-apaan ini Pak.
Emang salah saya apa? Saya bawa surat-suratnya kok”
Polisi: “Coba Bapak perhatikan.
Lampu motor Bapak tidak menyala, padahal ini di malam hari. Ini sangat
berbahaya Pak, ini bisa menyebabkan kecelakaan”
Jono: “Begini loh Bapak
polisi, inikan saya sedang berada di jalan W.S Rendra, Bapak bisa lihat sendiri
keadaan di sini sangat terang. Itu sudah ada banyak lampu yang menyala, jadi
untuk apa saya menyalakan lampu lagi?”
Setelah mendengar ucapan itu
dari Jono, polisi pun langsung berjongkok di dekat ban motor milik Jono. Polisi
mengambil 2 pentil pada ban motor dan hal itu membuat ban motor tersebut kempes.
Jono: “Lhoh Pak, kenapa Bapak
mencabut pentil ban motor saya? Kan jadinya ban motor saya kempes. Gara-gara Bapak
mencabut pentil ban motor saya, saya jadi tidak bisa melanjutkan perjalanan
saya”
Polisi: “Siapa juga yang
ngempesin ban motor sepeda Anda? Saya hanya mengeluarkan angin yang anda simpan
di ban. Anda bisa rasain kan kalau di sini sudah banyak angin, Jadi untuk apa Anda
menyimpan angin di ban motor lagi?”
Jono pun terkejut dengan jawaban polisi
tersebut dan terduduk di aspal.
Penulis: Aura Sintya A