Jajag Jejeg: PKD PMII Rayon Al Ghozali


Pembukaan PKD, Jumat (26/04/2024) pukul 14.00 WIB.

Kaderisasi Dasar PMII, Pelatihan Kader Dadar (PKD) adalah kaderisasi dengan tingkat kenangan tinggi dalam sanubari sahabat PMII, setidaknya kalau pembaca tak merasakan, penulis yang merasakan.

Kemoloran waktu menjadi momok setiap acara di Indonesia, memang tak bisa di salahkan, bila waktu molor tak sesuai jadwal yang telah ditentukan, seharusnya pukul 10 pagi acara dilangsungkan, menjadi pukul 2 siang baru dapat dibuka dengan salam. Tentu, ada sebabnya waktu menjadi panjang dan menyiksa panitia maupun peserta PKD, lebih-lebih yang dikasakan oleh ketua rayon, karena kedatangan tamu-tamu yang dipasrahi membuka acara supaya khidmat dan lancar, terdiri dari jajaran dosen dan pengurus cabang PMII yang datangnya terlambat.

Berisi 12 materi yang terdiri dari 10 materi wajib dan lainnya sunah. Acara PKD sukses terselenggara di Kantor PAC IPNU IPPNU Gondang, Desa Mojoarum, Gondang, Tulungagung, Jawa Timur. Berjumlah 11 manusia dengan pikiran dan hati luas se-padang gurung, serta dalam seperti dasar palung.


Kaderisasi Dasar PMII, Pelatihan Kader Dasar (PKD) adalah kaderisasi dengan tingkat kenangan tinggi dalam sanubari sahabat PMII, setidaknya kalau pembaca tak merasakan, penulis yang merasakan. Sebab dalam acara kaderisasi, selain kematangan mental, menjaga dan membuat kematangan pengetahuan juga diperhitungkan untuk menjadi kader mujahid PMII, yang tak panas kena api dan tak basah kena hujan.

"Kebutuhan rayon sebagai penerus pengurus, sehingga dirasa penting sekali untuk mengadakan PKD," tutur Sahabat Hana selaku Ketua Rayon Al Ghozali.

"Dengan membawa tema Jajag Jejeg, diharapakan kader-kader calon mujahid dapat meneruskan rayon dengan saling kerja sama apik, dan meninggalkan kata berbahaya individual dalam berorganisasi," lanjut Yon Hana.

Tujuan acara ini adalah membentuk kader militan untuk melanjutkan tongkat estafet rayon, begitulah tutur Yon Hana. 

Meskipun kendala-kendala datang tak habis-habis selama acara berlangsung. Namun, dengan doa kepada Tuhan sebagai syarat usaha agar tak ternilai sombong, kendala mampu dibabat habis di tempat sampai tak berkutik.

Simulasi aksi ditiadakan karena mengingat kemoloran waktu yang begitu pelik dan membikin pusing kepala ketua panitia dan ketua rayon. []

Penulis: Alfin

Editor: Putri

Lebih baru Lebih lama