![]() |
SIG-III Rayon Bahasa Avicenna-Dok.Istimewa |
Tulungagung, Pada acara sambutan Sekolah Islam Gender (SIG) ke-III Rayon Bahasa Avicenna Komisariat Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, Sabtu (25/02/2023) bertempat di Pondok Darunajah. Ketua Kopri Sahabat Fany menyampaikan terkait pentingnya pemahaman Gender dalam menghadapi tantangan digitalisasi.
Pertama-tama dalam sambutannya Sahabat Fany menjelaskan perihal perkembangan teknologi terutama di masa 5.0 dan arah pemikiran yang digitalisasi serta tantangan yang harus di hadapi sebagai seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
"Tentunya, di masa 5.0 ini, arah pemikiran kita lebih ke era digital. Hal tersebut menjadi tantangan untuk kita di mana semua informasi dan akses dapat kita dapatkan secara langsung melalui gadget," jelasnya.
"Nah, begitu banyak sekali kita temui hal-hal yang pro-kontra, hal-hal yang dapat menggiring opini kita, mempengaruhi mindsite dan pemikiran kita. Oleh karena itu, kita harus bisa membedakan mana yang fakta dan opini, mana yang data dan perkiraan, mana yang penelitian dan angan-angan, kita harus bisa membedakan," imbuhnya.
Selain itu, Sahabat Fany juga menyampaikan tentang gender dan pemahaman mengenai gender yang amat penting dipahami agar tidak salah pemahaman.
"Di PMII mengadakan sekolah Islam Gender supaya kita tidak plin-plang tentang pemahaman gender dari perspektif kita, dari perspektif Al-Qur'an maupun Hadist," ungkapnya.
"Jadi, kita tidak salah kaprah dalam memahami gender itu sendiri, karena akhir-akhir ini banyak isu-isu yang melibatkan pemikiran kita dalam memahami gender. Kita sebagai kader Kopri dan sebagai kader PMII yang putra, kita harus dapat memandang dari berbagai sisi," tegasnya.
Sementara itu, Ia juga menjelaskan terkait tantangan internal yang harus di ubah oleh para kader dalam gerakannya, karena proses kaderisasi yang berbeda dari zaman ke zaman. Juga soal pentingnya meningkatkan kualitas dan kuantitas intelektual para kader PMII.
"Nah itu, tolong lebih ditingkatkan kembali dari segi kualitas maupun kuantitas, karena tujuan dari kaderisasi tidak lain dari meningkatkan intelektual dari kader-kader PMII. Dan mari kita sama-sama menuju sisi Ide Kopri yaitu, Kopri mandiri dan maju," terangnya.
Maksud dari mandiri adalah memiliki mental yang kuat, memiliki keilmuan yang mumpuni, memiliki spiritual yang tinggi serta menjadi Kopri yang maju, yaitu memiliki jiwa kepimpinan yang matang, memiliki jiwa yang berani dan memiliki rasa tanggung Jawab yang tinggi.
"Oleh karena itu, para sahabat-sahabat SIG III ini untuk bisa menjalankan kaderisasi secara maksimal, untuk selanjutnya dapat melanjutkan ekstafet organisasi dengan baik dan amanah," pungkasnya.
Penulis: Rijal Pratama