Ketua PKC PMII Jatim Ingatkan Kader Perihal Politik Identitas, Isu Hoax dan Sistem Oligarki

Pelantikan PMII Cabang Tulungagung-Dok.Istimewa


Tulungagung-Saat acara pelantikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tulungagung yang dilaksanakan pada hari Sabtu (28/01/2023),  bertempat di Pendopo Kongasarum Kusumaning Bongso Tulungagung. Dalam sambutan selanjutnya ketua Pengurus Koordinasi Cabang (PKC) PMII Jawa Timur yaitu, Sahabat Baijuri pertama-tama menyampaikan beberapa hal soal peran penting dalam menyikapi tahun demokrasi 2024 mendatang.


"Pertama, bahwa beberapa bulan yang lalu kita telah menghadapi beberapa isu yang menurut kami harus ada respon baik dari dalam struktur IKA-PMII, baik dalam struktur pengurus cabang, pengurus rayon sebagai bagian dari proses pembelajaran kita ke depan. Terutama bahwa bagaimana kita dihadapkan dengan momentum tahun 2024 sahabat-sabahat, peran yang harus diambil adalah peran-peran demokrasi, peran-peran strategis yang harus kita kembangkan dalam memainkan suatu wacana maupun isu yang akan kita ambil sahabat-sahabat," jelasnya 


"Dua bulan yang lalu kita Trending topik bagaimana penentuan kebijakan sistem demokrasi menyoal sistem tertutup dan terbuka. Setelah itu,  disusul lagi dengan persoalan penambahan masa jabatan Kepala Desa yang semula 6 tahun menjadi 9 tahun sahabat-sabahat semuanya," Imbuhnya. 


Sahabat Baijuri juga menjelaskan mengenai dua kajian historis dan kajian akademik yang harus dilakukan oleh sahabat-sahabat dalam proses merespon dan menghadapi persoalan tentang sistem terbuka antara tertutup. Selanjutnya, yang kedua tentang proses penambahan masa jabatan pada wilayah kepala struktur pemerintahan desa.


"Tentu, dalam proses amatan dan kajian penelitian kami menyoal sistem terbuka dan tertutup. Saya lebih condong memilih ke berbasis sistem yang terbuka. Karena kenapa?  Bagi kami antara legislatif dan antar orang yang dipercayai dengan rakyatnya harus tidak ada batasan, renggang, jarak dan waktu dalam proses demokrasi," ungkapnya. 


"Bahwa demokrasi oleh rakyat untuk rakyat dan kembali untuk rakyat itu dalam hal cangkupan yang sama, yang sama-sama kita perjuangkan," imbuhnya.


Sementara itu, dalam kajian historis pada wilayah kepartaian memang adanya sistem tertutup yang sangat begitu menguntungkan bagi Milenial, pemuda, aktivis dalam proses pundi-pundi ekonomi yang masih belum begitu kuat. Terutama dalam pimpinan partai yang mana berhak menentukan siapa yang akan menjadi bagian dari penyandang amanah dari proses legislatif itu sendiri. 


"Nah,  ini sebenarnya ada dampak negatif dan positifnya tapi saya yakin itu tidak akan berlaku di tahun 2024. Di tahun 2029 saya berkeyakinan sistem yang akan dipilih adalah sistem tertutup sahabat-sabahat semuanya. Ini adalah hanya proses wilayah kajian kami," jelasnya. 


Kemudian yang kedua,  Sahabat Baijuri juga menjelaskan bagaimana para kader menghadapi dan merespon penambahan tentang jabatan Kepala Desa selama 9 tahun. 


"Saya berharap kepada temen-temen pengurus cabang dan berpesan yang ingin saya sampaikan adalah peran andil sahabat-sabahat memilih mitra strategis itu harus dalam proses keterlibatan yang sesuai dengan musyawarah mufakat yang ada dalam struktur PMII sahabat-sabahat," ungkapnya. 


Selain itu,  Sahabat Baijuri juga menyinggung tentang demokrasi yang perlu direspon oleh Kader PMII, yang dikemukakan ke dalam beberapa item,  yaitu:

    1. Soal politik identitas yang perlu direspon dan bagaimana keterbukaan dalam proses demokrasi itu PMII memiliki wacana tanding yang harus dimainkan.
    2. Bagaimana sahabat-sabahat mengambil dan menjadikan momentum perosalan isu SARA atau Hoax, bagaimana memfilter terus, bagaimana membuat sesuatu yang masyarakat itu berada dalam proses ketenteraman dan kedamaian dalam proses melakukan ruang-ruang demokrasi.
    3. pada wilayah sistem oligarki yang mana kita cukup membaca dan melihat sebenarnya.


Tak hanya itu, Sahabat Baijuri juga menyampaikan kepada para kader PMII untuk melihat dan membaca peta pergerakan politik dan para pemain oligarki di Indonesia. 


"Kalau kita kemarin melihat bagaimana sih backingan proses di belakang Jokowi ataupun di belakang Prabowo. Semua itu,  adalah pemain-pemain oligarki sahabat-sabahat semuanya. Sandiaga Uno, termasuk Prabowo di bagian-bagian di belakang Jokowi juga ada Luhut. Itu yang harus dibaca dan dikritik oleh sahabat-sabahat semuanya," terangnya. 


"Pada proses backingan antara calon presiden itu akan menimbulkan proses transaksional yang akan meluluhlantahkan persoalan sumber daya kita. Di dalam kajian kita sudah menjadi hal yang prinsip dalam pembelaan hablul minannas dan atau wilayah hablul Minalalam," Imbuhnya 


Oleh karena itu,  para Kader PMII dalam berproses agar memiliki keinginan dan berikhtiar menginginkan dan dituntut menjadi kader yang cerdas spiritual yang harus dilaksanakan. 


"Saya melihat dalam proses Pembinanya adalah doktor. Itu akan menjadi motivasi buat sahabat-sabahat pengurus Cabang untuk melatih kecerdasan Intelektualnya. Itu yang harus dilakukan oleh sahabat-sahabat semuanya," jelasnya. 


"Lalu setelahnya yang harus dikembangkan dalam proses kecerdasan sosialnya. Yang terakhir adalah kecerdasan emosional ssahabat-sabahat semuanya. Jika keempat item ini dilakukan dengan baik oleh sahabat-sabahat semuanya saya menyakini akan adanya proges dalam proses jenjang Kaderisasi," pungkasnya. 



Penulis: Al Fatih Rijal Pratama 

Lebih baru Lebih lama